Srikandi Indonesia yang terlupakan

irene-kharisma-sukanda-medina

Irene Kharisma (kiri) dan Medina (kanan) sumber tribunnews.com

Ini adalah artikel tentang pecatur wanita indonesia bernama Irene Kharisma Sukandar dan Medina Warda Aulia. oleh Jimmy Haryanto yang saya salin tempel dari www.kompasian.com disini

Federasi Catur Dunia (FIDE) selalu menerbitkan daftar pemain terbaik dunia setiap bulannya yang dikenal dengan "Top 100 Players." Pecatur tangguh asal Norwegia, Magnus Carlsen (27) tidak perlu diragukan lagi selalu bertengger di puncak pemain putera.

Tapi ada dua srikandi Indonesia yang selalu tampil di 100 pecatur putri terbaik dunia. Mohon maaf untuk putera belum pernah pemain Indonesia yang bertengger di sana.

Dalam daftar yang ditampilkan FIDE tanggal 1 Oktober 2017, MI Irene Kharisma Sukandar (25) tampil di urutan ke-74 dengan elo rating 2384. Sementara pecatur Indonesia yang lebih muda, GMW Medina Warda Aulia (20) berada di urutan ke-78 dengan elo rating 2380.

Irine Kharisma Sukandar (kelahiran Jakarta, 7 April 1992) pernah mengharumkan nama Indonesia dalam tataran dunia dengan menorehkan catatan luar biasa dalam urutan catur dunia tanggal 1 September 2016, pada urutan ke-46 dunia dengan elo rating 2425.

Dia pernah juara catur putri Asia (Asian Continental Chess Championship 2012 dan 2014), juara di turnamen 2016 North Carolina Open, di AS tanggal 26-28 Agustus 2016.

Irene Kharisma Sukandar merupakan pecatur Indonesia pertama yang berhasil menyandang gelar Master Internasional (MI terbuka) tahun 2014 dan Grand Master Internasional Wanita (GMW) tahun 2009. Bahkan Irine pernah tampil di Kejuaraan Catur Putri Dunia di Sochi, Rusia tanggal 16 Maret hingga 7 April 2015.

Urutan pertama pecatur puteri dunia masih dipegang pecatur Tuongkok Yifan Hou (23) dengan elo rating 2678. Untuk tingkat ASEAN, pemain terbaik berasal dari Vietnam yakni WG Thi Bao Tram Hoang (30) dengan elo rating 2410. Nampaknya perhatian pemerintah maupun masyarakat Indonesia masih kurang kepada kedua srikandi yang selalu mengharumkan nama Indonesia itu.

Masih segar dalam ingatan kita beberapa waktu lalu berapa banyak dana yang digelontorkan untuk mendukung pebalap formula satu. Memang sangat mengharumkan nama Indonesia.

Tapi seandainya sepuluh persen saja dana itu digunakan untuk mendukung dua srikandi Indonesia ini agar bisa mengikuti pertandingan di Eropa dan Amerika Serikat, bukan mustahil prestasi mereka makin mengharumkan nama Indonesia.

Semoga kejadian terhadap pecatur Filipina Wesley So (24) yang saat di Filipina hanya berada di urutan duapuluhan atau paling baik urutan ke-14 tidak terjadi lagi. Setelah pindah warga negara menjadi warga negara AS Wesley So langsung melejit ke 10 besar. Sekarang dia di urutan ke-7 dunia dengan elo rating 2788. Namun bulan Agustus 2017 Wesley So pernah di urutan ke-2 dunia dengan elo rating 2810.

Mari kita beri perhatian dan dukungan kepada kedua srikandi kita itu agar bisa menjadi pecatur atas dunia seperti Wesley So tanpa harus pindah tempat apalagi pindah warga negara.

jadilah orang yang pertama mengirim komentar